Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Harga Batu Bara Acuan Meroket Hingga US$150,03 per Ton

Kenaikan permintaan pasar ekspor serta meningkatnya harga gas alam untuk pembangkit listrik dunia dinilai menjadi penyebab naiknya harga batu bara acuan (HBA) menjadi US$150,03 per ton pada September 2021.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan permintaan pasar ekspor serta meningkatnya harga gas alam untuk pembangkit listrik dunia dinilai menjadi penyebab naiknya harga batu bara acuan (HBA) menjadi US$150,03 per ton pada September 2021.

Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Djoko Widajatno menjelaskan bahwa kenaikan harga batu bara berkorelasi dengan kenaikan gas alam.

Naiknya harga gas alam akan menyebabkan biaya pembangkit listrik ikut terkerek. Biaya pembangkit listrik dengan gas alam pada 31 Agustus mencapai €47,68/MWh.

Di sisi lain, pembangkit listrik berbahan baku batu bara hanya mengeluarkan biaya €40,17/MWh. Situasi itu menyebabkan batu bara makin dilirik lantaran harga emas hitam ini semakin kompetitif.

“Akibatnya, permintaan batu bara naik dan harga ikut terungkit. Ada indikasi bahwa harga pembangkitan listrik dengan gas alam akan lebih mahal ketimbang batu bara hingga awal 2022. Ini membuat batu bara menjadi lebih atraktif,” katanya kepada Bisnis, Selasa (7/9/2021).

Kondisi ini, lanjutnya, akan membuat negara industri bermain cantik dalam mendikte negara berkembang dengan Environmental Social Governance (ESG) dan menghentikan investasi pada proyek berbasis batu bara.

Sementara itu, Kementerian ESDM menilai kenaikan HBA disebabkan naiknya permintaan batu bara dari China.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menyebut bahwa permintaan dari China bahkan melebihi kemampuan produksi domestiknya.

“Serta meningkatnya permintaan batu bara dari Korea Selatan dan kawasan Eropa seiring dengan tingginya harga gas alam,” katanya.

Selain itu, dua faktor turunan turut memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Faktor supply dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang maupun loading terminal.

Kemudian, faktor demand atau permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turut berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir dan hidro.

HBA sendiri ditetapkan untuk dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper