Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Naik, Industri Tekstil Makin Terbebani

Harga batu bara acuan (HBA) pada September 2021 mencapai US$150,03 per ton seiring kenaikan permintaan batu bara dari China. Angka tersebut naik US$19,04 per ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$130,99 per ton.
Pedagang menata kain tekstil di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/2/2020)./Bisnis-Arief Hermawan
Pedagang menata kain tekstil di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/2/2020)./Bisnis-Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan harga batu bara membebani industri tekstil sebagai sektor yang bergantung pada komoditas ini. Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan pada posisi menjelang pemulihan, kebutuhan batu bara telah berangsur kembali normal.

Menurutnya, kenaikan harga batu bara akan menekan modal kerja yang saat ini sudah terbebani Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Kalau kemarin-kemarin kan kebutuhan batubara juga turun karena PPKM. Di posisi pemulihan kebutuhannya akan normal kembali. Jadi kalau harganya naik makan akan mengganggu kinerja perusahaan," katanya kepada Bisnis, Selasa (7/9/2021).

Dia menjelaskan, industri serat dan benang filament, menggunakan batu bara untuk pembangkit dan sebagian kecilnya untuk mesin uap atau boiler. Sementara itu dalam proses produksi, sebagian besar industri sudah menggunakan gas.

Dengan demikian, bagi perusahaan yang memanfaatkan batu bara untuk pembangkit listrik, dampak kenaikan harga cukup besar. Namun, hal yang sama tidak berlaku bagi perusahaan yang hanya menggunakan boiler.

"Dengan sulitnya batubara belakangan ini, beberapa perusahaan sudah turunkan kapasitas pembangkitnya," ujar Redma.

Sementara itu, Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Djoko Widajatno mengatakan bahwa kenaikan harga ‘emas hitam’ akan berdampak pada sejumlah industri meski pemerintah telah mematok harga untuk penjualan domestik sebesar US$70 per ton.

Kata dia, industri berpotensi mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan batu bara saat harganya melambung. Kondisi itu disebabkan oleh adanya keinginan para pemasok untuk memanfaatkan tingginya harga di pasar ekspor.

Adapun sebelumnya, harga batu bara acuan (HBA) pada September 2021 mencapai US$150,03 per ton seiring kenaikan permintaan batu bara dari China. Angka tersebut naik US$19,04 per ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$130,99 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper