Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manfaat Batu Bara bagi Indonesia Besar, Dirjen Minerba: Belum Bisa Ditinggalkan

Indonesia memanfaatkan batu bara untuk sumber energi hingga sumber pajak dan devisa dengan melakukan ekspor.
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia belum memiliki target penghentian penggunaan batu bara lantaran masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap komoditas tersebut.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan, sejumlah negara, seperti Prancis, Italia, Inggris, dan Kanada, telah siap untuk mengejar target kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius pada 2030 atau bahkan lebih awal. Namun, sejumlah negara anggota G20, seperti Afrika Selatan, Indonesia, dan China belum dapat menentukan target penghentian batu bara.

"Negara maju yang sudah siap, mereka sudah selesai dengan urusan keekonomian energinya. Kita yang sedang bergerak menuju kemajuan, sama menghadapi isu itu [transisi energi]," ujar Ridwan dalam webinar Masa Depan Batu Bara dalam Bauran Energi Nasional, Senin malam (26/7/2021).

Dia menuturkan, negara-negara di Asia Pasifik yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, hingga saat ini masih menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebagai sumber energi murah.

Faktor-faktor pendorong pengembangan PLTU, salah satunya adalah masih besarnya cadangan batu bara di Asia Pasifik. Indonesia masih memiliki cadangan batu bara sebesar 38,84 miliar ton yang masih bisa bertahan hingga 65 tahun ke depan dengan asumsi produksi 600 juta ton per tahun.

"Batu bara kita masih banyak, masih kira-kira 60-65 tahun cadangan kita. Baru bara di Kalimantan dan Sumatra sebagian besar ini adalah potensi besar yang mau tidak mau masih jadi andalan Indonesia dalam penyediaan energi yang harganya terjangkau," kata Ridwan.

Selain itu, ketergantungan pendapatan negara Asia Pasifik akan ekspor batu bara juga masih tinggi. Misalnya, Indonesia, PNBP batu bara pada 2020 mencapai Rp26 triliun.

Di sisi lain, Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris dan telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sehingga upaya pengurangan penggunaan batu bara menjadi tak terhindarkan.

Oleh karena itu, menurut Ridwan, perlu dicari solusi bagaimana mengatur ritme penggunaan batu bara agar sejalan dengan komitmen Perjanjian Paris dan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper