Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Rendah Karbon Dongkrak Pemulihan Ekonomi

Jiika ekonomi sirkular, yang merupakan bagian dari pembangunan rendah karbon dilakukan secara massif, maka akan menjadi tambahan pada perekonomian sebesar 0,6 persen.
Tangkapan layar acara peluncuran implementasi kerja sama Indonesia dan Jerman 'Inisiatif Indonesia - Jerman untuk Infrastruktur Hijau' pada Kamis (4/3/2021). /ANTARA
Tangkapan layar acara peluncuran implementasi kerja sama Indonesia dan Jerman 'Inisiatif Indonesia - Jerman untuk Infrastruktur Hijau' pada Kamis (4/3/2021). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mendorong pembangunan rendah karbon dalam rangka pemulihan ekonomi yang berkelanjutan pada 2022.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan dorongan ini tidak hanya sebagai upaya penyelamatan lingkungan, tetapi sekaligus sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Berdasarkan perhitungan Bappenas, jika ekonomi sirkular, yang merupakan bagian dari pembangunan rendah karbon dilakukan secara massif, maka akan menjadi tambahan pada perekonomian sebesar 0,6 persen.

“Tentunya pembangunan rendah karbon menjadi bagian kita untuk melakukan green recovery atau pemulihan hijau, tapi tidak hanya pulih, ekonomi akan menuju ke kondisi yang lebih baik, produktif, dan hijau,” katanya dalam acara Musrenbangnas 2021, Selasa (4/5/2021).

Amalia juga mengatakan, pembangunan rendah karbon akan menjadi basis yang penting dalam melakukan transformasi ekonomi.

Tak hanya itu, pilar ini juga akan meningkatkan pertumbuhan potensial ke arah pertumbuhan yang dapat membawa Indonesia keluar dari middle income trap sebelum 2045.

Adapun dalam rencana kerja pemerintah 2022, program pemulihan ekonomi dan reformasi struktural masih akan terus didorong dan menjadi fokus pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi pada 2022 ditargetkan mencapai kisaran 5,2 hingga 5,8 persen, lebih tinggi dari target pemerintah di tahun ini yang diproyeksikan pada kisaran 5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper