Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM Minta DPMPTSP Tingkatkan Penetrasi Investasi

Menurut Bahlil, seluruh jajaran Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di seluruh Indonesia harus bekerja sama untuk meningkatkan investasi di daerahnya masing-masing. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meyakinkan investor bahwa daerahnya merupakan lahan investasi paling optimal dan baik.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah upaya perlu dilaksanakan oleh para pengurus investasi di daerah guna meningkatkan penetrasi investasi di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam dialog "Menjadikan Indonesia Surga Investasi : Memahami Kendala Masuknya Investasi di Indonesia" di Jakarta pada Senin (18/11/2019).

Menurut Bahlil, seluruh jajaran Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di seluruh Indonesia harus bekerja sama untuk meningkatkan investasi di daerahnya masing-masing. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meyakinkan investor bahwa daerahnya merupakan lahan investasi paling optimal dan baik.

"Kita harus memasarkan Indonesia dengan baik. Anda adalah garis depan dalam proses investasi di daerah-daerah," ujarnya di hadapan kepala DPMPTSP se-Indonesia.

Bila investor telah yakin untuk menanamkan modalnya di Indonesia, para jajaran DPMPTSP setempat perlu membantu mereka memperoleh kepastian hukum. Masalah seperti perizinan perlu dibantu dan dipercepat prosesnya untuk menimbulkan kepastian lebih lanjut.

Selain itu, para jajaran terkait tidak hanya mengawal proses investasi hingga rampung. Mereka juga perlu memastikan bahwa investasi yang dilakukan menghasilkan nilai tambah yang bermanfaat bagi negara. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan investasi di Indonesia berfokus untuk substitusi impor.

Data BKPM menunjukkan bahwa per kuartal III/2019 menujukkan bahwa realisasi investasi per Januari hingga September 2019 secara kumulatif mencapai Rp601,3 triliun, tumbuh 12,3% (yoy).

PMDN tercatat tumbuh mencapai 17,3% (yoy) dengan nominal mencapai Rp283,5 triliun, sedangkan PMA tercatat mencapai Rp317,8 triliun sepanjang Januari hingga September 2019 dan tumbuh 8,2% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper