Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFLASI JULI: Musim Kemarau Perlu Diantipasi

Badan Pusat Statistik menilai tren musim kemarau yang berpotensi menimbulkan kekeringan bisa memberi imbas pada harga pangan dan inflasi tahun ini.
Kekeringan di Ahmedabad, India./Reuters-Amit Dave
Kekeringan di Ahmedabad, India./Reuters-Amit Dave

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik menilai tren musim kemarau yang berpotensi menimbulkan kekeringan bisa memberi imbas pada harga pangan dan inflasi tahun ini.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suharyanto menyatakan pada Juli 2019 bahan pangan masih menjadi penyumbang inflasi Juli 2019. Pasalnya kelompok ini menyumbang inflasi 0,80% atau terjadi kenaikan dari 154,53 pada Juni 2019 menjadi 155,75 pada Juli 2019.  

"Kelompok yang memberikan andil kenaikan harga atau sumbangan inflasi antara lain cabai merah sebesar 0,20%, disusul cabai rawit sebesar 0,06%," terang Suharyanto di Kantor BPS, Kamis (1/8/2019).

Menurut dia, ada 5 subkelompok yang mengalami inflasi dari total 11 subkelompok. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi yaitu bumbu-bumbuan 7,50%, dan terendah adalah subkelompok padi-padian sebesar 0,02%.

"Ke depan masih ada momen yang tidak biasa antisipasi musim kemarau yang diperkirakan sampai Oktober 2019," jelasnya.

Suharyanto meyakinkan inflasi Juli masih dalam batas yang wajar yakni 3,32% (y-o-y) di bawah target 3,5%. Meski demikian dia menilai pemerintah perli mewaspadai ketersediaan dan harga bahan makanan agar tidak begitu bergolak selama kemarau. 

"Kita akan jauh lebih siap kita tidak berharap akan berdampak," pungkasnya.

Meski demikian selain bahan pangan, kelompok bahan pendidikan, rekreasi, dan olahraga menyumbang inflasi sampai 0,92%. Suharyanto menilai inflasi ini disebabkan oleh liburan sekolah dan juga pembelian kebutuhan alat sekolah.

"Sampai Desember perlu berjaga karena disana ada momen liburan sekolah dan Natal sampai tahun baru," ujarnya lagi.

BPS juga mencatat, dari kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga adapun subkelompok pendidikan menyumbang kenaikan terbesar.

Suharyanto merincikan kenaikan subkelompok pendidikan ada 1,16%. Selain itu subkelompol kursus-kursus atau pelatihan sebesar 2,39%, subkelompok perlengkapan atau peralatan pendidikan sebesar 0,66%, subkelompok rekreasi sebesar 0,04%  dan subkelompok olahraga sebesar 0,09%.

"Komoditas dominan yang memberikan andil atau sumbangan inflasi adalah uang sekolah SMA sebesar 0,02%," terang Suharyanto.

Menurut dia, uang sekolah SMA dan SMK ini umum mengalami kenaikan khususnya di luar Jawa dan berstatus sekolah swasta.

Beberapa kelompok lain tercatat tidak mencatatkan inflasi dengan angka yang besar. Misalnya kelompok sandang mengalami inflasi 0,70%.

Untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mencatatkan inflasi Juli 2019 sebesar 0,24%. Lalu kelompok kesehatan menyumbang inflasi 0,18%.

Untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar tercatat inflasi 0,14%. 

Satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi adalah transpor, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami deflasi 0,36%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper