Bisnis.com, JAKARTA—Laba PT Pertamina (Persero) pada 2018 dipastikan lebih rendah dari tahun sebelumnya akibat beban eksternal perusahaan.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan secara operasional kinerja Pertamina tidak bermasalah.
“Tunggu akhir Maret ya [audit]. Faktor eksternal lah, ga ada masalah, hanya faktor environment saja,” katanya, Selasa (26/3/2019).
Menurutnya, laba Pertamina memang turun dibandingkan dengan kinerja 2017. Menurut data Bisnis, Laba bersih tidak audit senilai US$2,41 miliar pada 2017.
Saat itu, kenaikan harga Indonesia Crude Price (ICP) menjadi pemicu utama penurunan keuntungan perusahaan pelat merah sebesar 24% dibandingkan dengan 2016 tersebut.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengklaim pihaknya membukukan laba mencapai US$2 miliar.
"Laba 2018 di atas US$ 2 miliar. Kalau ada yang katakan Pertamina rugi itu bohong besar," kata dia dalam acara BUMN Goes to Campus di Pekanbaru, pekan lalu.
Nicke memaparkan pendapatan perseroan tahun lalu tercatat US$56 miliar, atau naik 31,7% dibandingkan dengan pendapatan 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel