Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Tarif Aplikator Ojek Online Merugikan Pengemudi dan Penggunanya

"Hari-hari ini terjadi perang tarif Ojol yang kian rendah dan sangat murah dilakukan oleh kedua aplikator Ojol. Saat ini tarif Ojol nyaris menyentuh angka Rp 1.000 per Km dan diterima para pengemudi hanya sekitar Rp 800 - Rp 900 per Km setelah dipotong komisi 20% oleh pihak aplikator setiap ordernya,"
Ilustrasi/sae
Ilustrasi/sae

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat transportasi menilai perang tarif antar aplikator ojek online (Ojol) merugikan bagi pengemudi dan penggunanya sehingga pemerintah memang perlu mengatur terkait batasan biaya tersebut.

Analis Kebijakan Transportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan, menuturkan pemberian harga yang diberikan oleh aplikator menyulitkan pengemudi.

"Hari-hari ini terjadi perang tarif Ojol yang kian rendah dan sangat murah dilakukan oleh kedua aplikator Ojol. Saat ini tarif Ojol nyaris menyentuh angka Rp 1.000 per Km dan diterima para pengemudi hanya sekitar Rp 800 - Rp 900 per Km setelah dipotong komisi 20% oleh pihak aplikator setiap ordernya," ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (1/3/2019).

Dia menyebut klaim para aplikator bahwa tarif murah lebih disukai oleh para pengguna Ojol. Para aplikator juga mengatakan bahwa tarif murah merupakan salah satu alasan atau pendorong terus berkembangnya penggunaan Ojol.

Sementara itu, ada rencana kenaikan tarif Ojol ini sejalan dengan rencana pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan yang sedang membuat regulasi Peraturan Menteri Perhubungan (PM) tentang Perlindungan Keselamatan Pengemudi dan Pengguna Ojek (Online).

Dalam pembuatan PM Ojol ini para pengemudi meminta agar pemerintah menyusun regulasi tentang biaya jasa layanan atau "tarif" bagi Ojol. Usulan para pengemudi Ojol ini lanjutnya karena adanya fakta perang tarif oleh para aplikator yang merugikan pengemudi.

"Terkait dengan rencana pengaturan tarif dasar [batas atas dan batas bawah] bagi Ojol dalam PM tersebut membuat para aplikator keberatan dan berkepentingan menolak regulasi tersebut agar mereka tetap bebas menetapkan tarif sesuai kepentingan aplikator," tuturnya.

Dia menyebut klaim bahwa tarif murah kepentingan dan akan menguntungkan pengguna Ojol adalah salah. 

"Tarif murah bukan alasan utama para pengguna memilih gunakan Ojol. Para pengguna memilih Ojol biar perjalanan mereka jadi lebih cepat menembus kemacetan," terangnya.

Menurutnya, tarif murah justru membahayakan pengguna karena para pengemudi pendapatannya rendah dan tidak bisa melakukan perawatan sepeda motor secara benar.

Kurangnya perawatan kendaraan tersebut maka merugikan pengguna Ojol karena sepeda motor yang digunakan jadi tidak laik jalan dan membahayakan keselamatan, sehingga adanya tarif murah justru merugikan pengguna dan pengemudi Ojol.

Adanya pengaturan biaya jasa layanan tarif Ojol dalam PM Ojol adalah sudah sesuai dengan kepentingan perlindungan keselamatan para pengemudi dan pengguna Ojol itu sendiri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper