Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dongkrak Harga, Pemerintah Jadikan Karet Sebagai Campuran Aspal

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menyatakan bahwa salah satu upaya yang ditempuh pemerintah untuk mendorong peningkatan permintaan karet di dalam negeri adalah dengan menjadikannya campuran untuk bahan mengaspal jalan. 
Pekerja mengumpulkan getah karet di area hutan PTPN IX, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (11/1)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra
Pekerja mengumpulkan getah karet di area hutan PTPN IX, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (11/1)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menyatakan bahwa salah satu upaya yang ditempuh pemerintah untuk mendorong peningkatan permintaan karet di dalam negeri adalah dengan menjadikannya campuran untuk bahan mengaspal jalan. 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa upaya mendorong  permintaan karet tersebut dimaksudkan untuk mendongkrak harga karet di pasaran saat ini lantaran harganya dinilai sudah terlalu rendah. 
Berdasarkan data Bloomberg, pada Senin (7/1/2019), harga karet untuk kontrak teraktif Juni 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), sebesar 177,30 yen per kg. Sementara itu, harga karet untuk kontrak teraktif Mei 2019 di Shanghai Futures Exchange sebesar 11.755 yuan per ton. 
"Kita itu menghadapi situasi harga karet rendah sekali. Dan salah satu jalan keluar adalah kita harus menciptakan demand atau permintaan terhadap produk karet," ujarnya di Kemenko Perekonomian, Senin (7/1/2019).
Darmin mengakui bahwa saat ini yang dinilai cukup besar terhadap permintaan karet alam alam adalah industri pembuatan ban. Namun demikian, pihaknya mengaku tidak bisa sekonyong-konyong mendorong industri ban untuk dapat terus meningkatkan produksinya.
"Memang yang paling banyak pakai karet alam itu pabrik ban tapi kita nggak bisa dorong-dorong pabrik ban untuk tingkatkan produksinya," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya mendorong upaya pemanfaatan karet alam tersebut dengan cara dicampurkan dengan aspal untuk mengaspal jalan.
Apalagi, lanjut Darmin, terdapat sisi positif juga dari segi kualitas aspal jalan yang dibuat dengan menggunakan campuran karet tersebut dinilai lebih kuat dan tahan lama dibandingkan dengan aspal jalan biasanya. 
Meskipun, lanjut Darmin, biaya untuk mengaspal jalan dengan campuran karet itu menjadikan biaya pengaspalannya  menjadi lebih mahal sekitar 20%-25% dari pada biasanya.
Namun demikian, secara kualitas daya tahan lebih baik sekitar 2,5-2 kali dibandingkan dengan aspal yang biasanya. "Jadi masih menguntungkanlah," ujarnya.
Selain untuk bahan campuran aspal jalan tersebut, Darmin juga mengatakan bahwa upaya lain untuk mendongkrak harga karet di Tanah Air itu dapat ditempuh dengan mendorong permintaan dari sektor transportasi yang juga banyak membutuhkan karet.
"Selain itu kita di [Kementerian] Perhubungan ada sejumlah hal yang bisa diganti produk karet, baik di urusan rel kereta api, pelabuhan dan sebagainya. Jadi kita akan segera mulai mengembangkan itu supaya demandnya naik," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper