Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rentetan Bencana Ganggu Bisnis Pariwisata

Terjadinya bencana alam di Indonesia, sangat berdampak pada kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
Wisatawan memadati pesisir pantai barat Pangandaran di Jawa Barat, Selasa (1/1/2019)./ANTARA-Adeng Bustomi
Wisatawan memadati pesisir pantai barat Pangandaran di Jawa Barat, Selasa (1/1/2019)./ANTARA-Adeng Bustomi

Bisnis.com, JAKARTA­--Terjadinya bencana alam di Indonesia, mulai dari meletusnya Gunung Agung, Bali pada pertengahan tahun lalu, gempa yang terjadi di Lombok pada Agustus, gempa dan Tsunami yang terjadi di Palu pada September, dan tsunami di Banten dan Lampung menjelang akhir tahun lalu, sangat berdampak pada kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.

Terlebih peristiwa bom Surabaya, lalu jatuhnya pesawat Lion Air di perairan Kerawang dan fenomena zero dollar tour di Bali menambah warna merah bisnis pariwisata Tanah Air.

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, secara kumulatif dari Januari hingga November 2018, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 14,39 juta kunjungan atau naik 11,63% dari periode yang sama tahun 2017.

Bila dibandingkan dengan periode Januari–November 2017, peningkatan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada 2018 tak begitu signifikan. Pasalnya, periode Januari–November 2017 kunjungan wisman ke Tanah Air mencapai 12,68 juta kunjungan atau naik 21,84% dari tahun 2016 yang mencapai 10,41 juta kunjungan.

Padahal, pada tahun lalu banyak perhelatan internasional yang digelar di Indonesia, dari ajang olah raga Asian Games hingga pertemuan Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF).

Langkah dan ketegasan pemerintah memang diperlukan sebagai pendorong kembali menggeliatnya bisnis wisata.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy tak memungkiri tahun lalu terjadi penurunan pendapatan sebesar 5% dari tahun 2017 yang merupakan dampak dari terjadinya bencana di Tanah Air.

Banyaknya wisata alam terutama untuk wisata bahari di Tanah Air memang menarik para turis asing untuk berkunjung. Namun, rentetan bencana yang terjadi membuat para wisatawan in tak sepenuhnya berkunjung ke destinasi alam yang berbau air.

"Tak banyak kapal pesiar dan yatch yang milik Indonesia. Semua berbendera asing. Dan harganya pun mahal, sehingga untuk wisatawan domestik yang berwisata naik kapal pesiar sangat sedikit," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (2/1/2018).

Padahal, sebagai negara maritim, wisata bahari ini sangat berpotensi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan domestik (wisnus).

"Memang harus ada mitigasi bencana agar tak terus-menerus ketika bencana terjadi dampaknya ke pariwisata," ucap Didien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper