Bisnis.com, BEKASI – Kendati baru saja meresmikan pabrik kesembilan, PT Unilever Indonesia Tbk masih mengalokasikan 95% dari total produksinya untuk pasar domestik.
Sancoyo Antarikso, External Relations Director and Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk, mengatakan bahwa saat ini ekspor produk Unilever masih sebesar 5%.
"Ini saja masih kejar-kejaran untuk domestik. Makanya kami menambah kapasitas, dan tentu akan coba tambah ekspor," ujarnya di sela-sela peresmian pabrik kecap dan bumbu masak Unilever, Selasa (25/8/2015).
Meski demikian, dia beranggapan potensi ekspor cukup baik, terutama untuk negara-negara dengan populasi warga negara Indonesia yang cukup banyak seperti Timur Tengah dan Malaysia.
Adapun kinerja ekspor untuk keseluruhan produk pada 2014 mencapai Rp2 triliun, dengan negara tujuan Asean, Australia, Belanda, Korea Selatan, serta beberapa negara di Eropa dan Afrika Selatan.
"Tahun ini, sampai Juni hampir Rp1 triliun. Bisalah Rp2 triliun atau lebih sedikit hingga akhir tahun," katanya.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menjelaskan bahwa saat ini terdapat 94 unit usaha industri kecap dan 56 unit usaha bumbu masak skala sedang dan besar. Adapun nilai produksi pada 2014 mencapai Rp7,1 triliun untuk kecap dan Rp7,2 triliun untuk bumbu masak.
"Dengan berdirinya pabrik baru Unilever ini, diharapkan bisa mendukung pertumbuhan industri makanan dan minuman Indonesia," katanya.
Menurutnya, selama ini industri makanan dan minuman masih menghadapi permasalahan seperti kekurangan bahan baku dan bahan penolong, terbatasnya infrastruktur, kurangnya pasokan listrik dan gas, hingga suku bunga yang tinggi.