Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penangkapan ikan di pesisir Jabar kian padat

BANDUNG: Usaha penangkapan ikan di wilayah pantai utara Jabar yang dilakukan nelayan miskin dinilai terlalu padat atau over fishing sehingga perlu dialihkan ke usaha budi daya.

BANDUNG: Usaha penangkapan ikan di wilayah pantai utara Jabar yang dilakukan nelayan miskin dinilai terlalu padat atau over fishing sehingga perlu dialihkan ke usaha budi daya.

Kabid Budi daya Ikan Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar Hery Gunawadi mengatakan kegiatan penangkapan ikan di wilayah tersebut memang didominasi nelayan miskin yang menggunakan alat tangkap tradisional dan kapal berbobot di bawah 5 GT.

Penangkapan di sana sudah terlalu padat dan harus dialihkan ke budi daya laut, salah satunya melalui program alih usaha, katanya kepada Bisnis, hari ini.

Program alih usaha ini, lanjutnya, sudah diterapkan kepada 1.011 nelayan miskin di wilayah Pantura.

Kami sudah membantu budi daya laut untuk komoditas kerang hijau dan rumput laut, katanya.

Data DPK Jabar menunjukan produksi perikanan budi daya laut pada 2010 mencapai 8.260 ton, jumlah ini memang tergolong kecil dibandingkan cabang budi daya lainnya, seperti tambak yang mencapai 170.805 ton dan produksi jaring apung yang mencapai 157.195 ton.

Hery mengatakan kondisi usaha penangkapan ikan di Pantura perlu segera dikendalikan. Beda halnya dengan di wilayah pantai selatan Jabar yang potensi penangkapan masih tergolong tinggi.

Pemanfaatan di bagian selatan baru sekitar 20% masih terbuka lebar untuk tangkap, katanya.

Di sisi lain, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Ciamis menilai pemerintah belum maksimal membantu nelayan di Pangandaran dan sekitarnya untuk mengembangkan usaha tangkap.

Potensi tangkap di Pangandaran masih tinggi namun tidak dilengkapi infrastruktur dan prasarana untuk para nelayan, kata Sekjen HNSI Ciamis Eno Sugiarto. (arh)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper