Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BP Migas dukung PLN impor gas

JAKARTA: Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mendukung rencana PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengimpor gas alam cair dari beberapa negara penghasil, demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.Kepala BP Migas R. Priyono

JAKARTA: Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mendukung rencana PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengimpor gas alam cair dari beberapa negara penghasil, demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.Kepala BP Migas R. Priyono menilai keinginan impor LNG itu merupakan hal yang wajar, demi mempertahankan pasar tradisional yang sudah ada, dengan tetap mengedepankan kepentingan dalam negeri. Itu [impor LNG] wajar saja. Market itu tidak boleh dilepas, tetapi kita juga berupaya bagaimana mengisi pasar yang sudah ada, dan kemudian [menjaga] di dalam negeri yang juga potensial. Itu seninya, ujarnya, akhir pekan.Dia menjelaskan saat ini, sudah banyak negara di dunia yang menjadi penghasil LNG, seperti Qatar, Malaysia, dan Australia. Artinya, lanjutnya, Indonesia harus mampu menangkap setiap peluang yang ada dari pengelolaan LNG tersebut.Menurut dia, jangan sampai kita terpancing dengan keharusan mendapatkan LNG dari produsen di dalam negeri sehingga pasar yang ada malah diambil orang. Jadi, bagi kita domestik itu nomor satu, tetapi pasar internasional juga tidak boleh lepas, tuturnya.Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana menambahkan kalau industri di dalam negeri, termasuk PLN bisa mendapatkan harga yang bagus untuk impor LNG, tentunya harus didukung. Kita mesti melihatnya dari sisi yang berbeda. Kalau kita bisa membeli LNG dengan harga yang lebih murah dari tempat lain, dibandingkan dengan yang kita ekspor ke Jepang, ya harus kita manfaatkan kesempatan itu. Saya mendukung impor itu, katanya.Dia mencontohkan Petronas sebagai produsen LNG terbesar kedua di dunia, akan membeli LNG dari Australia mulai 2013. Langkah impor itu, lanjutnya, merupakan salah satu strategi untuk menjamin energy security dalam negerinya Malaysia. Pasar LNG Petronas yang sudah bagus seperti ke Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan lainnya tetap dipertahankan dan tidak ditutup begitu saja. Pasar itu dia suplai terus, dan untuk kebutuhan dalam negerinya dia [Malaysia] beli dari tempat lain. Kenapa kita tidak melakukan hal seperti itu. Jangan sampai demi memenuhi kebutuhan domestik, lantas kita menghentikan ekspor yang harganya sudah bagus, padahal kita bisa memenuhinya dengan cara yang lain.Menurut dia, potensi tambahan LNG untuk pasar domestik itu hanya berasal dari pengurangan komitmen ekspor, seperti yang ditujukan untuk Sempra Energy Corp, pembeli asal AS sekitar 1,5 juta ton per tahun (mtpa).Terkait kontrak penjualan LNG tahun ini, Gde mengungkapkan terdapat sekitar 6-7 kargo dari spot Bontang dan Tangguh, yang sudah terkirim ke konsumen Jepang. Namun, dia enggan menjelaskan lebih rinci harga jual gas tersebut.Sebelumnya, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan perseroan itu tengah menjajaki impor gas dari Iran dengan volume mencapai 750 juta standar metrik kaki kubik (MMscfd), untuk pasokan awal 2013. Menurut dia, perseroan itu akan terus melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kekurangan gas pembangkit, termasuk impor dari Iran, bila memang tidak mendapatkan pasokan gas dari perusahaan dalam negeri.Apa boleh buat kalau memang PLN tidak mendapatkan suplai gas dari dalam negeri. Kebetulan, Iran itu lagi bangun proyek LNG [gas alam cair] besar-besaran. Saya ke sana meninjau proyek LNG itu dan kita sudah bicara kemungkinan-kemungkinan impor. Tinggal masalah waktu saja, ujarnya.Sebenarnya, tutur dia, selain Iran, opsi pemenuhan kebutuhan gas lainnya yang tengah dijajaki PLN, termasuk mengimpor dari Qatar, Australia, dan Papua New Guinea, serta kemungkinan mendapatkan dari Kilang Tangguh, Papua tahap ketiga.(mmh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper