Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor kapas tahun ini diproyeksi 720.000 ton

JAKARTA: Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memproyeksikan impor kapas tahun ini mencapai 720.000 ton dengan niai impor mencapai USS1,39 miliar untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Wakil Ketua API Mintardjo

JAKARTA: Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memproyeksikan impor kapas tahun ini mencapai 720.000 ton dengan niai impor mencapai USS1,39 miliar untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Wakil Ketua API Mintardjo Halim mengatakan peningkatan kebutuhan kapas tersebut juga untuk mendorong kenaikan ekspor TPT yang pada tahun ini ditargetkantumbuh sekitar 10%-15% dengan nilai ekspor produk tersebut yang mencapai sekitar US$12 miliar.Dia menambahkan realisasi impor kapas pada tahun lalu sebesar 614.000 ton dengan nilai mpor sebesar US$1,51 miliar.Impor kapas tahun ini diperkirakan mencapai 720.000 ton dengan nilai sebesar US$1,39 miliar guna mendukung pertumbuhan industri TPT dalam negeri, katanya kepada Bisnis, hari ini.Mintarjo menambahkan, total impor kapas pada 2010 mencapai 614.300 ton dengan nilai US$1,15 juta, naik 46,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$784 juta dengan volume impor 575.600 ton.Kontribusi terbesar impor kapas tersebut diperoleh dari Amerika Serikat sebesar 22%, disusul kemudian dari Brazil sebesar 21%, Afrika selatan sebesar 18%, Australia dan India masing-masing 15% dan 11% dan sejumlah negara lainnya dengan persentase sebesar 13%.Impor kapas terbesar berasal dari Amerika Serikat yang pangsa pasarnya mencapai 22% pada 2010, dalam jangka panjang pihaknya akan menggeser porsi impor dari kawasan tersebut dan menggantinya dengan impor komoditas dari Afrika, ujarnya. (mfm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ria Indhryani
Editor : Mursito

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper