JAKARTA: PT Ancora Indonesia Resources Tbk mengungkapkan selain tengah merampungkan akuisisi tambang batu bara Raja Kutai Baru Makmur (RKBM), perusahaan juga melirik kemungkinan mengakuisisi tambang lain termasuk ke bisnis minyak dan gas.
Direktur Keuangan Ancora Aulia M. Oemar mengatakan tak menutup pintu pada peluang mengakuisisi tambang baru di luar RKBM yang saat ini proses akuisisinya sedang berjalan. Akan tetapi, dia masih enggan menyebutkan identitas tambang-tambang mana saja yang sudah diliriknya.
"Kami belum dapat yang baru lagi. Kami masih lihat-lihat tambang batu bara yang lainnya, kalau ada yang cocok kami ambil. Kami tidak mematok target tahun ini harus akuisisi berapa. Yang jelas kami fleksibel termasuk kemungkinan masuk ke bisnis oil and gas," ujar Aulia kepada Bisnis, hari ini.
Lebih lanjut, Aulia berharap bisa mendapat tambang batu bara yang memiliki lokasi yang dekat dengan sarana pengangkutan. Dia pun tidak mematok jenis batu bara seperti apa yang diinginkan perusahaan.
Terkait dengan sumber pendanaan yang akan digunakan untuk modal akuisisi, kata Aulia, pihaknya masih mempertimbangkan beberapa opsi pendanaan dari luar. Pada Desember 2010, kas dan setara kas perseroan masih sekitar Rp80 miliar. "Kami juga lihat peluang untuk akuisisi tambang di luar batu bara. Akan tetapi, kami masih fokuskan pada batu bara dulu."
Saat ini, Ancora tengah merampung akuisisi tambang RKBM di Kalimantan Timur yang targetnya selesai Mei tahun ini. Nilai akuisisi tambang batu bara tersebut sekitar US$12 juta. Sumber pendanaannya diambil dari rights issue yang rencananya US$15 juta.
Nantinya, RKBM tahun ini ditargetkan bisa memproduksi batu bara 1,2 juta ton. Tambang yang memiliki batu bara berjenis 5.000-5.500 kkal ini, kali pertama berproduksi pada Juni 2010. Aulia menyebutkan tahun lalu kapasitas produksi RKBM tercatat 500.000 ton.
Luas konsensi RKBM sekitar 8.000 hektare. Dari angka tersebut luas lahan yang baru digarap baru sekitar 1.000 hektare. Aulia menyebutkan kalau dari 1.000 hektare resources yang dimiliki RKBM sebesar 20 juta ton.
"Pembeli batu bara RKBM yang sudah ditangan sekitar 100 ribu ton per bulan untuk pengiriman ke India dengan rata-rata harga jual sebesar US$35 per ton," ujar Aulia.
Tahun ini Ancora membidik pendapatan pada angka Rp1,7 triliun atau naik 25% dari pendapatan tahun lalu yang belum diaudit sebesar Rp1,36 triliun.
Ancora saat ini juga sedang mengebut penyelesaian proyek pabrik ammonium nitrat MNK 2 di Kalimantan Timur yang ditargetkan selesai 2 Juni 2011. Dana untuk proyek tersebut sebesar US$500.000 yang sumber pendanaan berasal dari dana internal dan pinjaman bank.
Nantinya dengan selesainya pabrik tersebut, perseroan menargetkan produksi ammonium nitrat di 2011 dan 2012 masing-masing sebesar 85.000 ton dan 140.000 ton. Tahun lalu produksi bahan dasar peledak Ancora hanya sebanyak 37.000 ton. (aph)