"Tahun lalu, Kami hanya sekitar tiga kontainer per bulan atau setara dengan volume 30 ton hingga 40 ton. Tahun ini, impor lebih banyak lagi," ujarnya hari ini.
Menurut Tjahjono, pasar kentang beku Indonesia memang masih terbuka lebar. Selain peningkatan jumlah restoran atau kafe cukup tinggi, lanjutnya, kenaikan konsumsi masyarakat juga menjadi faktor kenaikan pasar kentang beku.
Berkaitan dengan pemasaran kerupuk Finna, produk andalan Sekar Laut, dia menjelaskan pasar Eropa merupakan pasar utama produk itu. Selama 2010, kawasan Eropa menyerap 60% dari total ekspor kerupuk Finna yang mencapai 300 ton per bulan. Setelah itu Amerika mencapai 30% dan sisanya ke berbagai negara di Asia dan Australia.
"Kami [Sekar Laut] menargetkan ada kenaikan ekspor ke berbagai negara sekitar 20% sampai 25%, atau setara dengan sekitar 375 ton per bulan," ujarnya.
Untuk mencapai target tersebut, Tjahjono menjelaskan perseroan akan mengembangkan pasar Eropa Timur, khususnya ke Bulgaria dan Rumania. "Selain itu, mereka juga akan menambah varian krupuk yang akan diekspor," katanya.(fh)