Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kulit dan Alas Kaki Masih Jadi Tulang Punggung Investasi di Garut

Barang kulit dan alas kaki menjadi salah satu industri penyumbang terbesar terhadap realisasi investasi di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Pusat kerajinan kulit di Sukaregang Kabupaten Garut/Bisnis
Pusat kerajinan kulit di Sukaregang Kabupaten Garut/Bisnis

Bisnis.com, GARUT - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kabupaten Garut menyebutkan barang kulit dan alas kaki menjadi salah satu industri penyumbang terbesar terhadap realisasi investasi di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Tahun lalu, sektor tersebut berkontribusi sebesar Rp137,6 miliar. Sementara, total keseluruhan realisasi investasi di Kabupaten Garut sebanyak Rp1,35 triliun.

Kepala DPMPT Garut Wahyudijaya mengatakan kontribusi besar tersebut ditopang oleh keberadaan sentra kerajinan kulit di Kawasan Sukaregang dan berdirinya sejumlah industri alas kaki di wilayah utara Garut.

"Kedua terbanyak itu industri tekstil dengan total Rp129 miliar. Sisanya cuma di bawah Rp 40 miliar. Artinya, industri kulit masih punya peluang untuk terus naik. Ini terjadi sejak lama," kata Wahyudijaya kepada Bisnis.com, Senin (26/2/2024).

Meskipun masih andalkan industri kulit dan alas kaki,  Pemerintah Kabupaten Garut masih mengharapkan adanya industri padat karya lainnya. Kawasan industri Kecamatan Selaawi, Limbangan, dan Cibatu sudah disiapkan.

"Garut juga ingin seperti wilayah lainnya yang juga dilirik oleh investor seperti Karawang," katanya.

Pemerintah Kabupaten Garut membidik investasi sebesar Rp1,5 triliun pada 2024 ini. Tahun lalu, realisasi investasi di salah satu daerah kawasan Jawa Barat Selatan ini hanya mampu menembus angka Rp1,35 triliun.

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (MenKopUKM) mendorong Garut menjadi ‘kiblat’ fesyen kulit. Saat ini, kabupaten tersebut sudah memiliki Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Kulit.

Menkop UKM Teten Masduki mengatakan eksistensi kerajinan kulit yang ada di Garut sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Namun, secara kualitas produk lokal ini masih kesulitan menembus pasar mancanegara seperti Italia.

Menurut Teten, di Italia para perajin sudah mampu mengembangkan teknologi mesin sebagai alat produksi. Sementara, mayoritas di Garut masih andalkan alat tradisional.

“Kami berharap Garut menjadi pusat untuk pengembangan ekosistem kulit di Kabupaten Garut. Sehingga, produk kulit Garut bisa terkenal di mancanegara dan brand kulit Garut bisa naik kelas,” kata Teten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper