Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

19 Kecamatan di Kabupaten Cirebon Terancam Dilanda Kekeringan

Sebanyak 19 kecamatan di Kabupaten Cirebon kembali terancam dilanda bencana kekeringan selama musim kemarau.
Areal pertanian dilanda kekeringan. /Bisnis
Areal pertanian dilanda kekeringan. /Bisnis

Bisnis.com, CIREBON - Sebanyak 19 kecamatan di Kabupaten Cirebon kembali terancam dilanda bencana kekeringan selama musim kemarau.

Belasan kecamatan tersebut yaitu, Gebang, Greged, Gegesik, Gunung Jati, Kaliwedi, Klangenan, Talun, Tengah Tani‎, Suranenggala, Sedong, Panguragan, Beber, Mundu, Palimanan, Losari, Ciwaringin, Susukan, Karangwareng, dan Dukuhpuntang.

Dari 19 kecamatan yang terancam bencana kekeringan tersebut, berdampak ke 42 desa. Desa terbanyak yakni di Kecamatan Gununjati, yaitu Desa Babadan, Mayung, Sambeng, Pasindangan, Kalisapu, Astana, dan Grogol.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Juwanda mengatakan beberapa kejadian dalam bencana kekeringan tersebut di antaranya kekurangan air bersih dan suplai air untuk irigasi.

“Saat ini tengah melakukan persiapan secara fisik, mulai dari mempersiapkan armada pengangkut air bersih dan berkoordinasi dengan dinas terkait,” kata Juwanda di Kabupaten Cirebon, Selasa (13/6/2023).

Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Agustus tahun ini diprediksi sebagai puncaknya.

Wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian selatan, dan Papua bagian selatan.

Sementara, wilayah yang baru memasuki musim kemarau pada bulan Juni meliputi Jakarta, sebagian kecil Pulau Jawa, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Pulau Kalimantan bagian selatan, dan sebagian besar Pulau Sulawesi bagian utara.

BMKG mengimbau kepada pemerintah daerah untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat kemarau lebih kering dari biasanya.

Pemerintah daerah dan masyarakat bisa melakukan penyimpanan air pada akhir Musim Hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper