Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angklung Bungko dari Kabupaten Cirebon Masuk Sebagai Warisan Budaya Takbenda

Menteri Dikbudristek RI Nadiem Makarim mengatakan penetapan WBTb ini sebagai upaya pemerintah pusat untuk menjaga nilai-nilai asli dari bangsa Indonesia. WBTb pun merupakan filosofi, sumber pengetahuan, dan juga identitas bangsa Indonesia.
Tangkapan layar - Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Ristek Nadiem Makarim. /Bisnis-Nancy Junita
Tangkapan layar - Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Ristek Nadiem Makarim. /Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, CIREBON - Angklung Bungko kesenian dari Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dicatatkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).

Menteri Dikbudristek RI Nadiem Makarim mengatakan penetapan WBTb ini sebagai upaya pemerintah pusat untuk menjaga nilai-nilai asli dari bangsa Indonesia. WBTb pun merupakan filosofi, sumber pengetahuan, dan juga identitas bangsa Indonesia.

"Saya ucapkan selamat kepada bapak/ibu kepala daerah, budayawan serta masyarakat umum yang telah mengupayakan penetapan ini. Kebudayaan adalah sesuatu yang hidup dan menghidupi, memberi kita nyawa dan budi,” kata Nadiem, Jumat (10/12/2021).

Setelah dicatatkan sebagai WBTb, kata Nadiem, harus ditindaklanjuti sebagai bentuk tanggung jawab dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan Indonesia.

“Semangat pelestarian dan pemajuan ini harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia, termasuk para pelajar sebagai generasi pewaris dan penerus kebudayaan. Baik itu melalui festival, seminar, sarasehan, lokakarya atau bahkan dapat masuk ke dalam kurikulum pendidikan yang membangkitkan semangat pelestarian Warisan Budaya Takbenda,” katanya.

Dikutip dari laman disparbudjabar.jabarprov.go.id, Angklung Bungko merupakan seni musik dan tarian perang antarwarga desa pada masa awal Islam.

Angklung bungko diperkirakan lahir menjelang abad ke-17 setelah wafatnya Sunan Gunung Jati, salah satu tokoh penyebar agama Islam di wilayah Cirebon.

Kesenian ini dikabarkan lahir secara kolektif dan tercipta atas dasar luapan emosi kegembiraan setelah warga di Desa Bungko memenangkan perang (tawuran) melawan pasukan Pangeran Pekik (Ki Ageng Petakan).

Kesenian Angklung Bungko berisi tarian dari penggambaran peperangan saat mereka mematahkan serangan Pangeran Pekik. Semua penarinya lelaki menggunakan ikat kepala batik, baju putih, keris, kain batik, serta sodér.

Empat tarian dalam angklung bungko, antara lain Panji (sikap berzikir), Benteleye, (sikap bertindak dalam menghadapi rintangan di perjalanan), Bebek Ngoyor (jerih payah dalam upaya untuk mencapai tujuan, dan Ayam Alas (kelincahan dalam mencari sasaran pemilih).

Kesenian tersebut pun digambarkan menjadi simbol kehebatan masyarakat Bungko. Warga di desa tersebut pun kerap mengimplementasikannya dalam upacara ritual adat yang dikenal dengan ngunjung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper