Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Inovasi Alat Medis Covid-19, Ini Kata Epidemiolog

Beragam inovasi Jawa Barat yang menciptakan alat Rapid Diagnostic Test yang akurasinya hampir sama dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pendeteksian Covid-19 mulai disambut baik.
Ilustrasi vaksin virus corona/istimewa
Ilustrasi vaksin virus corona/istimewa

Bisnis.com, BANDUNG--Beragam inovasi Jawa Barat yang menciptakan alat Rapid Diagnostic Test yang akurasinya hampir sama dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pendeteksian Covid-19 mulai disambut baik.

Epidemiolog dari Universitas Padjadjaran, Pandji Fortuna Hadisoemarto mengatakan alat bernama Rapid Test 2.0 karya penelitian Universitas Padjadjaran dan SPR karya ITB tersebut akan sangat menguntungkan proses percepatan penanggulangan Covid-19 di Jawa Barat.

Tak hanya Jawa Barat, yang diuntungkan adalah Indonesia karena harganya pun lebih murah dari harga rapid diagnostic test buatan luar negeri dan alat tes PCR.

"Kalau benar ya akurasinya sampai 80 persen, jauh lebih tinggi dari rapid test biasa yang lebih mahal, ini akan menjadi game changers. Harus segera diproduksi dan digunakan untuk penanganan Covid-19," katanya, Minggu (17/5/2020).

Namun pihaknya mengingatkan yang perlu diperhatikan, adalah quality control dari alat tersebut yang harua diberlakukan secara berkala. Supaya akurasi tesnya tidak menurun setelah diproduksi massal.

"Memang ini jadi alat yang kita harapkan ya, jauh lebih murah sehingga hemat anggaran, tesnya sangat cepat didapat hasilnya, tidak perlu laboratorium, tapi akurasinya bagus, walau masih di bawah PCR. Saya harap bisa segera dilaksanakan," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memperkenalkan dua alat tes Covid-19 karya Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasil penelitian di dua lembaga pendidikan tinggi ini adalah alat tes Covid-19 yang berharga lebih murah sekaligus akurat.

Kedua hasil penelitian tersebut, yakni Rapid Test 2.0 dan Surface Plasmon Resonance (SPR), diperkenalkan Ridwan Kamil di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatikan Unpad, Kota Bandung, Kamis (14/5).


Menurut Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, Rapid Test 2.0 memiliki akurasi yang lebih tinggi dibanding alat rapid tes sebelumnya. Akurasi Rapid Test 2.0, kata ia, mencapai 80 persen. Ini karena Rapid Test 2.0 tidak menguji sampel darah, tetapi melalui swab layaknya PCR.

Kang Emil mengatakan, rapid test yang selama ini digunakan hanya mendeteksi keberadaan benda asing di dalam tubuh melalui antibodi, namun tidak spesifik mendeteksi virus. "Kalau yang Rapid Test 2.0 ini menggunakan antigen, jadi virusnya ketemu," ucapnya.

Kang Emil memastikan, untuk tahap awal, Rapid Test 2.0 akan diproduksi sebanyak 5.000 pada Juni 2020 oleh industri biotek di Jabar. Tahap selanjutnya, Rapid Tes 2.0 akan diproduksi sebayak 50.000.

"Harganya lebih murah. Kalau RDT yang selama ini beredar kan sampai Rp 300 ribu, kalau ini maksimal hanya Rp 120 ribu," katanya.

Kemudian, alat tes Covid-19 yang kedua yaitu tes diagnostik cepat berbasis teknik resonansi plasmon atau Surface Plasmon Resonance (SPR) yang fokus mendeteksi antigen, yaitu SARS-Cov-2, virus penyebab Covid-19.

Kang Emil menyatakan SPR berbeda dengan tes swab dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). SPR, kata ia, tidak memerlukan laboratorium saat menguji spesimen. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk tes dengan SPR lebih cepat daripada metode PCR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler