Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis.com,BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah merancang kawasan segitiga emas “Rebana” Patimban-Kertajati-Cirebon sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Timur.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan kawasan ini dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Jabar akan dirancang paling maju dibanding kawasan lain di Jabar sekaligus mengakomodir mulai relokasinya industri-industri padat karya yang bertebaran di sejumlah daerah terutama di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

" Jadi, nanti wilayah paling maju, paling futuristik, paling luar biasa ada di segitiga daerah itu. Semua industri padat karya kita akan pusatkan di daerah ini sehingga tidak mencar-mencar lagi di seluruh Jawa Barat. Hari ini industri padat karya banyak pindah karena urusan upah. Kita akan tahan supaya tidak pindah ke Jawa Tengah atau Vietnam dengan menyediakan tempat yang cocok, memadai di zona ini," paparnya di Bandung, dua pekan lalu.

Menurutnya konsentrasi pembangunan ke wilayah tersebut seiring dengan mulai dibangunnya Pelabuhan Internasional Patimban, Subang; beroperasinya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka yang terkoneksi dengan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). “Saya akan kawal opportunity ekonomi kawasan ini agar tidak berantakan,” tegasnya.

Setelah urusan studi perencanaan dan kajian tata ruangnya jelas, maka pihaknya akan memperjuangkan kawasan tersebut menjadi kawasan ekonomi khusus [KEK]. Dengan status ini dia berharap dana APBN bisa terlibat lalu pengusaha dimudahkan dengan urusan izin dan pajak. “Tahun ini kita akan mulai studi perencanaan, kontruksinya mungkin tahun depan. Sehingga di tahun ketiga sudah bisa pindah pindah,” paparnya.

Selain menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru, Segitiga Rebana pun dianggap menjadi ruang yang tepat relokasi industri sekaligus mengadang rencana pengusaha beralih ke Jawa Tengah. Emil, sapaan akrabnya mengaku makin tingginya kenaikan upah setiap tahun membuat jarak antara upah di kawasan Barat dan Timur semakin jomplang.

Dia memastikan relokasi akan tetap diprioritaskan pada industri di kawasan Citarum. Menurutnya kawasan tersebut sudah tidak lagi cocok bagi industri mengingat urusan limbah masih terus menjadi persoalan. “Kalau pindah ke Majalengka, maka mereka akan berkumpul di komplek industri. Sehingga IPAL-nya tidak satu-satu tapi oleh fasilitas,” tuturnya.

Kepada Bisnis, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Taufiq BS memastikan segitiga emas Rebana sudah dalam tahap sosialisasi pada kabupaten/kota di kawasan tersebut. “Supaya kolaborasi dengan kabupaten/kota, nanti kita menyusun konsep pengembangan yang lebih matang karena harus sesuai tata ruang kabupaten/kota,” ujarnya.

Dari hasil analisa sementara di 3 wilayah tersebut ada setidaknya 10 calon lokasi yang dari aspek tata ruang memiliki kesesuaian seperti berada di luar kawasan sawah dan hutan lindung. 10 calon lokasi ini di RTRW daerah diperuntukan untuk kota baru dan permukiman pedesaan. “Ini coba kita identifikasi termasuk pemukiman perkotaan,” ujarnya.

Selanjutnya setelah diidentifikasi awal, kawasan yang berwujud kota baru ataupun KEK nanti Indramayu memiliki 3 lokasi, Sumedang 1 lokasi, Majalengka 1 lokasi, Subang 4 lokasi dan sisanya Kabupaten Cirebon. 10 lokasi yang dibidik ini menurutnya sudah ada dalam tata ruang kabupaten/kota. “Ini yang kira-kira memenuhi syarat,” tuturnya.

Menurutnya gubernur juga meminta agar kajian juga turut membahas terkait sistem transportasi dan utilitas agar terintegrasi dalam rencana RTRW. Ke 10 lokasi sendiri tidak berada di satu hamparan namun terpisah-pisah di 3 wilayah tersebut. “Misalkan Kota Baru yang di Patimban, di RTRW Subang sudah ada alokasi kurang lebih 5.500 sekian hektar,” tuturnya.

Sementara yang di Aerocity Kertajati paling tidak sudah disiapkan 3.480 hektar ditambah dengan perencanaan sebelumnya yang mencapai 9.600 hektar.  Terkait badan pengelola, pihaknya juga mengkaji kemungkinan ada badan otorita khusus yang menghela kawasan ini “Kelembagaan untuk keterpaduan pengelolaan kawasan, memang itu salah satu yang harus kita tempuh,” katanya.

Harus Taat Tata Ruang

Direktur Pengembangan Kawasan dan Wilayah Bappenas Sumedi Andono Mulyo dua pekan lalu di Bandung mengapresiasi langkah serius Pemprov Jabar membangun kawasan Segitiga Rebana. Sumedi memastikan kawasan baru ini dibutuhkan mengingat sudah jenuhnya industri di kawasan Jakarta-Bekasi-Karang (Jababeka).

“Kita harus mencari pusat pertumbuhan ekonomi baru sehingga [Segitiga Rebana] ini jadi pusat pertumbuhan yang akan menjadi penyangga, penyeimbang Jababeka. Karena terus terang Jababeka sudah terlalu jenuh, masalahnya soal akses ke pasar ekspor. Transportasi melalui pelabuhan menjadi sangat penting,” tuturnya. 

Karena itu pihaknya menyarankan pada Pemprov Jabar jika hendak mengusung konsep segitiga emas Patimban, Kertajati, Cirebon] maka sejumlah persyaratan harus terpenuhi. Pertama terkait urusan rencana tata ruang dan wilayah yang harus taat, kedua soal pengelolaan.

“ Pemprov punya tugas bagaimana manajemen pengelolaan ini. Karena kalau diberikan kepada aparat yang tidak biasa mengurusi kawasan itu akan jadi sangat menghambat. Manajemen pengelolaan itu harus dipikirkan juga. Ketiga soal anchor investor, harus ada investor yang masuk di situ,” katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Deddy Wijaya mendesak Pemprov untuk serius menyediakan lahan dan kawasan ekonomi khusus (KEK) industri jika hendak mengeksekusi wacana relokasi ke kawasan Segitiga Rebana.. “Pengusaha sebenarnya, kita ingin pindah ke Jabar [bagian] timur,” katanya.

Kawasan timur yang terbentang dari mulai Subang, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan menurutnya sudah lama diminati pengusaha karena makin kompleksnya persoalan industri di wilayah Barat terutama urusan upah yang terus naik setiap tahun. “Jadi mereka berharap industri bisa masuk ke sana dengan upah yang murah,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya mengaku sudah meminta agar relokasi industri ditempatkan dalam kawasan khusus seperti KEK industri agar pengusaha mendapatkan banyak kemudahan dari pemerintah daerah maupun Pusat. “Gubernur sudah bersedia membantu. [KEK] ini jadi magnet pengusaha agar mau pindah,” tuturnya.

Ekonomi ISEI Acuavirta Kartabi memuji langkah Pemprov Jabar menjadikan kawasan Subang, Majalengka, dan Cirebon sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Jabar ke depan mengingat kawasan tersebut saat ini merupakan klaster kemiskinan yang cukup tinggi. “Segitiga rebana bagus, karena ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Namun pihaknya mewanti-wanti, agar gembar gembor kawasan pertumbuhan baru ini bukan melulu urusan fisik infratruktur semata.  Menurutnya provinsi jangan sampai habis energi hanya untuk persiapan pembangunan fisik namun tidak mendorong daerah untuk satu visi. ”Infranstruktur kadang-kadang ramai hanya di atas, sementara di tingkat daerahnya tidak inovatif,” katanya. (K57)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper