Muhammadiyah bagikan 7.255 paket daging kurban

(antara)BANDUNG (bisnis-jabar.com): Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandung Selatan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat akan membagikan 7.255 bungkus daging kurban bagi warga yang dianggap layak menerimanya. Secara keseluruhan hewan kurban yang berhasil dikumpulkan oleh warga Muhammadiyah berjumlah 42 ekor sapi dan 36 ekor domba, kata pengurus PC Muhammadiyah Bandung Selatan, Haris Al-Qasimi sesaat sebelum pelaksanaan Shalat Ied Adha di Lapangan SMP Muhammadiyah Kopo Sayati, Minggu. "Jumlah hewan kurban dan daging yang akan dibagikan itu berasal dari kurban yang dilakukan warga Muhammadiyah disetiap ranting yang ada dibawah Muhammadiyah Bandung Selatan," ujarnya. Sementara itu, dalam pelaksanaan shalat Idul Adha dipimpin Yus Hamdan sekaligus bertindak sebgai khatib. Dalam pesan khutbahnya mengatakan, ada dua peristiwa penting didunia yang bertepatan pada hari ini (Minggu/6/11) yakni 2 juta umat muslim di seluruh dunia tengah menunaikan haji Jumrotul Aqobah. Meskipun wukuf di arofah merupakan puncak ibadah haji, namun jamaah haji justru dihadapkan dengan kegiatan fisik yang lebih berat yakni lempar jumroh di mina sehingga tidak jarang banyak yang menelan korban jiwa. Makanya, rukun haji yang satu ini bisa diwakilkan bagi mereka yang tidak mampu. "Ibadah haji merupakan gladi resik kematian. Ada dua cara kembali pada Allah yakni secara terpaksa yang disebut mati dan ada yang kembali tidak terpaksa salah satunya yang meninggal karena meninggal saat menunaikan ibadah haji," ucapnya. Yang kedua karena hari raya haji mempunyai derajat yang lebih tinggi sehingga disebut Idul Akbar, sedangkan Idul Fitri disebut Idul Asgar. Perbedaan istilah ini karena tingkat perjuangan dan pengorbanannya. Idul Haji disebut besar karena pengorbanannya selain harta, fisik waktu hingga nyawa. Lebih lanjut disampaikan Yus, pelaksanaan kurban berasal dari peristiwa ketaatan Nabi Ibrahim atas apa yang diperintahkan Allah SWT kepadanya untuk menyembelih anaknya. Ini artinya kepatuhan Ibrahim sudah diluar rasional. Selanjutnya, kurban bermakna kesabaran diluar kebiasaan. "Maka kurban bukan sekadar menyebelih domba karena hal itu baru sebatas fikih. Sedangkan, kurban hakikinya lebih dari itu. Kurban secara fikih belum akan mampu mengadakan pemerataan bagi umat dan mengantarkan umat muslim kembali mencapai kejayaan," ujarnya. Jiwa berkurbanlah yang mesti dipahami dalam menjalani segala perintah-Nya, maka janji Allah akan segera terwujud. Apalagi kondisi hari ini bangsa Indonesia membutuhkan orang yang banyak mau berkurban. (fsi)