LPDB akan kelola dana Jamsostek modali KUMKM

JAKARTA (bisnis-jabar.com): Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)-KUMKM akan mengelola dana PT Jamsostek untuk memperkuat pendanaan bagi pelaku koperasi dan UMKM melalui PT Bank Tabungan Negara (BTN). "Kami akan segera mengelola dana Jamsostek melalui BTN untuk memperluas lingkup pemberian kredit bagi KUMKM serta mendorong mereka yang telah bankable agar bisa mengakses perbankan," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM, Kemas Danial, di Jakarta, hari ini. Dia mengatakan Jamsostek akan menjadi sumber dana yang cukup besar bagi pemberdayaan dan perkuatan modal pelaku KUMKM. Teknisnya, kata Kemas, LPDB-KUMKM akan memberikan rekomendasi koperasi-koperasi yang selama ini menjadi binaan LPDB yang dinilai telah bankable kepada BTN. Sebelumnya Jamsostek menempatkan dananya di BTN untuk kemudian BTN menyalurkan kepada koperasi hasil rekomendasi LPDB-KUMKM. "Untuk tahap pertama, kami mengusulkan agar Jamsostek mengalokasikan dana Rp1 triliun," katanya. Kemas mengatakan, pihaknya saat ini memberikan bantuan kredit dana bergulir kepada lebih dari 1.000 koperasi dan sebanyak 30 % di antaranya saat ini telah mulai bankable. "Sebanyak 30% atau sekitar 300 koperasi ini yang akan kami rekomendasikan secara bertahap untuk bisa mengakses modal melalui program ini," katanya. Ia menambahkan, program kerja sama itu memiliki nilai tambah khususnya dari sisi tingkat suku bunga yang lebih murah ketimbang suku bunga komersial atau bahkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pihaknya akan mengusulkan tingkat suku bunga bagi program itu dipatok di kisaran 9,5-10%. "Yang jelas kami meminta agar tingkat suku bunga dua digit di bawah program KUR," katanya. Ke depan pihaknya akan menjajaki kerja sama dengan BUMN-BUMN lain melalui Kementerian BUMN agar dapat mengoptimalkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Pihaknya menyatakan telah memiliki infrastruktur yang siap untuk menyalurkan dana tersebut bagi pemberdayaan koperasi dan UMKM. Kemas juga menyatakan siap mengelola dana bergulir di berbagai instansi lain yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. "Kami menargetkan ke depan mampu menjadi lembaga pemberi kredit yang terbesar."(fsi)