Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penghormatan Garin terhadap perempuan

antaraJAKARTA: Bicara peta perfilman di Indonesia, tak bisa menafikan seorang Garin Nugroho. Seniman asal Yogyakarta ini dikenal sebagai sosok sutradara yang kerap menghimpun penghargaan di berbagai ajang ferstival film nasional maupun internasional.
antara
antara

antaraJAKARTA: Bicara peta perfilman di Indonesia, tak bisa menafikan seorang Garin Nugroho. Seniman asal Yogyakarta ini dikenal sebagai sosok sutradara yang kerap menghimpun penghargaan di berbagai ajang ferstival film nasional maupun internasional. Menapaki usianya yang ke-50 tahun, Garin mencoba menuangkan segala bentuk gagasan yang pernah dituangkan dalam berbagai media, baik film, iklan, maupun karya seni instalasinya, ke dalam bentuk buku. Buku tersebut sekaligus menandai 30 tahun perjalan kariernya di dunia perfilman dan seni, sekaligus mengenang interaksinya dengan berbagai pekerja seni handal yang terlibat dalam berbagai karyanya. “Hanya dalam satu bulan, buku ini bisa selesai. Lewat buku ini pula, saya ingin memberikan penghormatan kepada ibu dan kaum perempuan serta para sineas muda yang tertarik dan bersemangat di dunia film,” ujarnya, pekan ini. Dalam buku setebal 300 halaman tersebut, sejumlah karya Garin mulai awal terjun di film hingga karya seni instalasi terakhirnya ditampilkan. Tak banyak teks, karenan memang buku ini lebih banyak bertutur melalui foto. Garin membagi seluruh cerita foto dalam bukunya ini ke dalam delapan topik, diantaranya cerita tentang Indonesia, akting, panggung oase kehidupan, upacara tradisional, hingga kolaborasinya dengan sejumlah maestro. Seperti yang ditegaskannya tentang perempuan, sebagian besar foto yang tersaji dalam buku ini kental dengan sosok perempuan, baik sebagai ikon cerita dalam karyanya maupun sebagai latar, antara lain Nurul Arifin dalam film Surat Untuk Bidadari, Artika Sari Devi dalam film Opera Jawa, hingga Christine Hakim. Meski banyak kalangan yang menilai karya Garin Nugroho tak mudah untuk dipahami,  ada satu titik yang tak pernah hilang dari berbagai karyanya itu yakni tentang ke-Indonesia-an yang mengakar kuat. Di mana pun dia berkarya, disitu nuansa Indonesia coba dibangun dan dilahirkan. Keragaman budaya itulah yang coba selalu diangkat lewat berbagai karyanya. “Satu hal yang ingin saya bagi lewat buku ini, jika ingin menjadi besar pastinya membutuhkan usaha keras yang ditempa berbagai pengalaman pahit dan menakjubkan,” jelasnya. Buku yang diterbitkan oleh PT Karya SET Film dan Djarum Foundation ini didesain oleh Ipong Purnama Sidhi dan Aldi Wiyaga.(Stefanus Arief Setiaji/mmh)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper