Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angkat Kesejahteraan Nelayan, Begini Langkah Pemprov Bali

Alih fungsi lahan di pesisir dari yang awalnya daerah aktivitas nelayan berubah menjadi daerah wisata dengan adanya pembangunan hotel, restoran.
Seorang nelayan memancing ikan di perairan Pulau Wangi-wangi, Ibu Kota Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa (9/5/2023). JIBI/Dionisio Damara
Seorang nelayan memancing ikan di perairan Pulau Wangi-wangi, Ibu Kota Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa (9/5/2023). JIBI/Dionisio Damara

Bisnis.com, DENPASAR – Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau yang akrab disapa Cok Ace mengakui kesejahteraan nelayan di Bali masih rendah jika dibandingkan dengan profesi lainnya.

Padahal menurut Cok Ace, profesi nelayan merupakan profesi asli masyarakat Bali sejak zaman dulu, jauh sebelum Bali mengenal industri pariwisata. Namun ketika industri pariwisata hidup, kondisi nelayan masih jauh dari sejahtera, padahal Bali menjadi salah satu lumbung ikan nasional terutama untuk tuna yang banyak diekspor dari Bali.

“Bali tiga pokok mata pencaharian di Bali yang kemudian menurunkan mata pencaharian lain, tiga pokok mata pencaharian itu adalah petani, pedagang, bendega atau nelayan, yang paling terabaikan adalah bendega ini. Walaupun dari segi aturan, nelayan sudah diakomodir melalui Perda Bali No. 11 Tahun 2017 tentang Bendega namun masih belum maksimal dan tersosialisasikan dengan baik,” jelas Cok Ace dari keterangan resminya, Senin (31/7/2023).

Perda tersebut mengamanatkan pemerintah daerah untuk melakukan pemberdayaan nelayan seperti membuka akses kegiatan perekonomian yang berlandaskan kearifan lokal, penguatan kelembagaan Bendega dan memberikan bantuan fasilitas pembiayaan dan permodalan.

Masalah yang dihadapi nelayan Bali menurut Cok Ace maraknya alih fungsi lahan di pesisir dari yang awalnya menjadi daerah aktivitas nelayan berubah menjadi daerah wisata dengan adanya pembangunan hotel, restoran hingga tempat hiburan. Kondisi ini membuat banyak nelayan yang berubah profesi menjadi pekerja pariwisata karena kehilangan lahan aktivitas. Padahal profesi nelayan juga merupakan bagian dari budaya Bali, karena para nelayan juga diwajibkan untuk mengurus pura segara atau pura di pantai. Tanpa penghasilan yang jelas akan sulit bagi nelayan mengurus tanggung jawabnya di pura.

Kondisi ini menurut Cok Ace tidak bisa dibiarkan, karena jika tidak diperbaiki akan mengikis profesi nelayan di Bali. Karena dipandang sudah tidak mensejahterakan, akan semakin banyak anak muda Bali enggan menjadi nelayan.

Adanya dana kontribusi wisatawan yang akan dikelola oleh Pemprov Bali bisa digunakan untuk membuat program pengembangan nelayan di Bali sehingga nelayan tidak merasa ditinggalkan oleh pemerintah. “Sekarang astungkara sudah ada Perda tentang kontribusi wisatawan yang ini nantinya bisa juga dimanfaatkan untuk mensejahterakan Bendega (nelayan) ke depan sebagai pendukung budaya Bali,” ujar Cok Ace.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler