Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ribuan Koperasi di NTB Tidak Aktif, Begini Kendalanya

Koperasi yang tidak aktif mencapai 2.236 koperasi dari 4.667 jumlah koperasi di NTB dengan jumlah anggota mencapai 217.413 orang.
Koperasi didorong mengadopsi digital./Bisnis-Rachman
Koperasi didorong mengadopsi digital./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, DENPASAR – Ribuan koperasi di Nusa Tenggara Barat tidak aktif akibat minimnya sumber daya manusia (SDM) yang mengelola koperasi tersebut.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB, Masyhuri menjelaskan koperasi yang tidak aktif mencapai 2.236 koperasi dari 4.667 jumlah koperasi di NTB dengan jumlah anggota mencapai 217.413 orang. Koperasi yang tidak aktif ini tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota di NTB.

Di Kabupaten Lombok Barat terdapat 345 koperasi yang tidak aktif, kemudian 385 koperasi di Lombok Tengah, 296 koperasi di Lombok Timur, 129 koperasi di Dompu, 86 koperasi di Sumbawa, 84 koperasi di Bima, 164 koperasi di Sumbawa Barat, 42 koperasi di Kabupaten Lombok Utara.435 koperasi di Kota Mataram. 111 koperasi di Kota Bima dan 112 koperasi binaan provinsi.

Mayoritas koperasi yang tidak aktif tersebut belum melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) selama dua tahun berturut-turut yang menjadi kewajiban pengurus. Masyhuri menyebut 1.200 koperasi belum melakukan RAT. “Kami sedang mendorong pengurus-pengurus koperasi untuk melakukan RAT, agar koperasi bisa aktif kembali,” jelas Masyhuri, Jumat (3/3/2023).

Kendala lainnya, ada koperasi yang belum memiliki pembukuan yang baik, untuk mengatasi masalah pembukuan tersebut, Pemprov telah melakukan pendampingan intensif kepada koperasi.

Menurut Masyhuri, potensi koperasi di NTB sangat besar menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Modal inti koperasi mencapai Rp1,4 triliun, kemudian modal dari luar yang mensupport koperasi Rp767,5 miliar. Kemudian nilai usaha koperasi di NTB Rp1,3 triliun, dengan sisa hasil usaha (SHU) Rp106,4 miliar.

“Kami terus melakukan penataan, mengajak pengurus yang belum RAT agar melakukan RAT agar tidak bubar, kalau bisa pembubaran koperasi menjadi pilihan terakhir karena potensi koperasi di NTB ini besar,” kata Masyhuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper