Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Bali Melonjak 300,49% pada November 2018

Nilai impor Bali tercatat lebih tinggi dari ekspor dan mengalami lonjakan hingga 300,49% pada November 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lantaran adanya impor kapal laut dan bangunan terapung yang belum pernah terjadi bulan-bulan sebelumnya.
Petugas beraktivitas di New Priok Container Terminal (NPCT), Kali Baru, Cilincing, Jakarta, Senin (5/2/2018)./ANTARA FOTO-Aprillio Akbar
Petugas beraktivitas di New Priok Container Terminal (NPCT), Kali Baru, Cilincing, Jakarta, Senin (5/2/2018)./ANTARA FOTO-Aprillio Akbar

Bisnis.com, DENPASAR -- Nilai impor Bali tercatat lebih tinggi dari ekspor dan mengalami lonjakan hingga 300,49% pada November 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lantaran adanya impor kapal laut dan bangunan terapung yang belum pernah terjadi bulan-bulan sebelumnya. 
 
Walaupun sama-sama mengalami kenaikan, nilai ekspor Bali hanya naik 13,73% menjadi US$61,36 juta. Adapun nilai impornya adalah US$77,7 juta.

Kepala Bidang Integrasi Pengolahan Data Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Kadek Agus Wirawan mengatakan nilai impor yang lebih tinggi pada November 2018 disebabkan kiriman produk kapal laut dan bangunan terapung berupa kapal angkutan laut untuk gas (LNG) dari China. Nilai impornya mencapai US$63 juta. 
 
Sebelumnya, Bali tidak tercatat melakukan impor atas produk tersebut. 
 
"Jika dibandingkan dengan November 2017 yang nilai impornya hanya US$12,6 juta, maka [nilainya] mengalami peningkatan hingga 516,57%," paparnya, Rabu (2/1/2018). 
 
Selain produk tersebut, peningkatan impor yang cukup besar juga disumbangkan oleh produk mesin dan perlengkapan mekanik senilai US$8.278 atau meroket 1.998% dibandingkan periode sebelumnya.
 
Di sisi lain, ada beberapa negara asal impor yang nilainya mengalami penurunan pada November 2018 dibandingkan setahun sebelumnya, yakni Jerman yang terpangkas hingga 71,47%,  Singapura 36,09%, Perancis 11,78%, Amerika Serikat 6,28%, Thailand 4,53%, dan Hongkong 2,53%. 
 
"Dari sepuluh komoditas utama impor, peningkatan tertinggi dicapai komoditas kapal laut dan bangunan terapung serta produk kimia yang mengalami peningkatan hingga ratusan persen yang dominan diimpor dari AS," tambah Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler