Batam memiliki potensi ekonomi rumpat laut mencapai 5.000 ton per tahun. Akan tetapi, yang termanfaatkan hanya sekitar 20 persen. Padahal, permintaan ekspor komoditas ini sangat tinggi.
Bahan baku rumput laut didapatkan dari Kota Bontang, Kaltim dan Provinsi Kaltara (Tarakan dan Nunukan) dengan kisaran harga di petani mencapai Rp13.500 per kilogram.
Pada 2021, pertumbuhan konsumsi listrik akan sangat bergantung pada pemulihan ekonomi nasional. Pertumbuhan konsumsi listrik diproyeksikan akan berada pada rentang 2-4 persen.
Sepanjang 2020, ekspor komoditas kelautan dan perikanan dari Makassar, Sulawesi Selatan telah menjangkau 50 negara dengan perolehan devisa senilai Rp5,47 triliun.
Potensi budi daya rumput laut di Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, belum dimanfaatkan secara maksimal. Menurut pemda setempat, budi daya rumput laut di daeah itu tergarap sekitar 35 persen.
Untuk pengembangan ini, PIU Unhas aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti UCB-Canada, University of Tsukuba Jepang, dan beberapa kerjasama lainnya.
Perairan Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua Barat layak menjadi tempat pengembangan rumput laut yang sangat luas, sehingga pantas apabila nproduksinyabditartgetkan naik 100 kali lipat.