Berdasarkan bahan paparan yang disampaikan Sri Mulyani, peningkatan harga komoditas yang kuat tersebut antara lain, karet, CPO, dan logam. Aktivitas manufaktur global yang naik, membuat permintaan komoditas tersebut meningkat.
Industri pengolahan karet didorong semakin produktif, berdaya saing, dan mampu mendiversifikasi produk melalui program penghiliran. Hal ini didukung potensi Indonesia yang menjadi produsen karet alam terbesar kedua di dunia.
Tren positif harga karet ditopang oleh terhambatnya produksi karet di negara-negara seperti Thailand dan Indonesia yang dilanda oleh siklus cuaca La Nina.