Bursa saham Asia tampaknya akan memulai dengan stabil pada hari Selasa (5/7/2022) karena investor mengevaluasi kemungkinan penghapusan beberapa tarif AS untuk barang-barang konsumen China.
Bursa saham Asia berpotensi rebound hari ini setelah Wall Street menghijau pada pekan lalu, sehingga memberikan sedikit kelegaan dari kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lengket yang terus membayangi pasar.
Pasar saham tertatih-tatih memasuki kuartal ketiga dan paruh kedua tahun ini di tengah kekhawatiran yang meluas tentang apakah ekonomi dapat tetap tangguh dalam menghadapi inflasi.
Bursa saham AS di Wall Street melemah pada awal perdagangan di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi menyusul kekhawatiran tentang inflasi yang tidak terkendali.
Wall street terkoreksi akibat aksi jual saham semakin dalam setelah data pengeluaran konsumen yang lemah memicu kekhawatiran tentang resesi, dengan S&P 500 juga ikut menurun sampai perdagangan sesi II.
Kekhawatiran tidak hanya melanda calon emiten IPO 2022 tetapi mereka yang sudah lebih dulu melantai pada 2021 lantaran tren koreksi yang tengah melanda para pendatang baru di Wall Street.
Penurunan IPO yang terjadi di AS bahkan lebih besar dari yang terjadi secara global. Volume AS turun 95 persen dari titik ini tahun lalu, dibandingkan dengan hanya penurunan 41 persen di negara lain.