Dengan tingkat imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) yang semakin menurun, investor akan mencari obligasi korporasi sebagai penggantinya demi mendapatkan return yang optimal.
Berdasarkan data transaksi 4 Januari-7 Januari, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp6,06 triliun. Dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp5,03 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,03 triliun.
Penerbitan obligasi global dalam mata uang dolar AS dan euro akan memberikan keuntungan ganda bagi Indonesia, yakni aliran dana segar dalam bentuk mata uang asing sehingga memberikan dampak positif kepada rupiah serta stabilitas di pasar SBN.
Sri Mulyani mengakui sektor keuangan mengalami volatilitas yang cukup tinggi ketika merespons pengumuman pandemi pada kuartal pertama dan kedua tahun 2020.
Instrumen surat berharga negara ritel masih akan menjadi salah satu instrumen incaran investor ritel sepanjang 2021, mengingat karakter instrumen ini yang aman serta menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik.
Sepanjang 2020, pemerintah telah menerbitkan 6 SBN ritel terdiri atas 1 savings bonds ritel (seri SBR009), 2 sukuk ritel (seri ST012 dan ST013), 2 obligasi negara ritel (seri ORI017 dan ORI018), dan 1 sukuk tabungan (seri ST007).
Ketersediaan instrumen investasi yang ditujukan khusus untuk investor ritel seperti SBN Ritel dinilai para pengamat tetap akan dinanti-nantikan oleh masyarakat pada tahun ini.
Kementerian Keuangan mengagendakan penerbitan SBN ritel setidaknya 6 kali pada tahun ini dengan instrumen obligasi negara ritel (ORI), Sukuk Ritel, Saving Bonds Ritel (SBR), serta Sukuk Tabungan.